Sibuk Farmasi tapi Sempat Mengajar Mengaji

 

Foto: Ghina Ummu Kultsum

Apakah mengajar hanya dilakukan oleh seorang guru? Tentu tidak. Belajar dan mengajar adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan semua orang tergantung pada bidangnya masing-masing. Namun, bagaimana jika mengajar adalah sebuah hobi? Hobi yang dapat menghasilkan uang? Menarik, bukan? 

Hai, Sobat Katarasa, kali ini kita akan membahas hobi mengajar dari seorang mahasiswi STIKes Widya Dharma Husada jurusan Farmasi yang juga seorang guru mengaji di sebuah komplek perumahan kecil. 

Namanya Ghina Ummu Kultsum, mahasiswi Farmasi STIKes Widya Dharma Husada ini telah mengajar mengaji sekitar 4 tahun, dari tahun 2019 sebelum covid-19 menyerang hingga saat ini, 2023. Ia mengajar mengaji di rumah seorang ustadz yang bernama Ust. Syarif Hidayatullah atau biasa dipanggil pak Cecep oleh warga setempat di Jln. Flamboyan 1, Perumahan Puri Pamulang, Tangerang Selatan. Ghina mengajar mengaji kepada anak-anak dari TK hingga SD yang masih perlu bimbingan dalam hal BTQ, yaitu baca tulis Al-Qur'an. Dirinya mendengarkan setor hafalan surat-surat pendek, baca Iqro, dan Al-Qur'an. Waktu mengaji ini dimulai setelah salat magrib setiap malam, kecuali malam Jum'at dan malam Minggu. 

"Seru!" katanya. 

Ghina suka sekali dengan aktivitas sederhana ini. Dirinya juga merasa nyaman dan betah. Selain suka dengan aktivitas ini, Ghina memang menyukai anak kecil. Baginya anak kecil bisa menjadi sumber kebahagiaan, tergantung kita dan anak kecilnya itu sendiri. Ghina adalah anak yang telaten dan fokus pada akademik. Jadi ketika mendalami sesuatu hal yang kecil, dirinya bisa fokus dan stabil dalam menjalaninya. 

“Akhirnya ada kegiatan lain selain akademik.” 

Ghina merasa lega bisa lepas sejenak dari kejenuhan akademik yang dirinya tekuni. Namun, setiap hal pasti ada plus dan minusnya. Minus atau kendala yang Ghina alami adalah belajar sabar dalam menghadapi sikap alami anak-anak yang sering ngambek atau rewel saat belajar. Terkadang aktivitas mengajar ini bentrok dengan aktivitas kuliah atau saat dirinya ingin bermain dengan teman sebaya. Dikarenakan waktu mengajar ini dilakukan di waktu maghrib, jadi waktu bermain yang dimiliki Ghina tidaklah banyak. Tergantung manajemen waktu yang ia kelola. 

Lalu bagaimana dengan pendapatannya? Pendapatan yang Ghina terima adalah Rp200.000 per bulan. Bila hanya mengajar Iqro maka sekitar Rp150.000. Sedangkan jika mengajar Iqro dan Al-Qur'an maka Rp200.000.

Ghina dan pak Cecep awalnya tidak ada kontrak untuk ajar-mengajar. Saat pak Cecep kesusahan, Ghina rela membantunya secara sukarelawan mengajar mengaji. Apabila niat kita baik, Insyaallah Allah permudah. Ghina tidak ada niatan untuk mendapatkan uang dari sukarelawan mengajarnya, dirinya hanya ingin membantu menyebar ilmu dan kebaikan. 


Reporter: Deta Sekar Tanandar

Editor: Adinda Balqis Yuswadi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Berpakaian di Event Cosplay

Keanggunan Tak Kasat Mata dalam Musik Klasik