Aci: Cemilan Di Kala Lapar
![]() |
| Foto: Deta Sekar Tanandar |
Aci, tiga huruf satu kata yang memiliki ciri khas tersendiri. Apa yang terlintas dipikiran Sobat Katarasa ketika mendengar kata aci? Kenyal? Enak? Berbumbu? Benar sekali. Aci adalah bahasa Sunda dari tepung tapioka. Tepung aci di tanah Jawa Barat mampu diolah menjadi beraneka macam olahan kuliner yang menggugah selera, seperti cimol, cireng, dan lain sebagainya. Narasumber kali ini adalah seseorang yang berasal dari suku Sunda-Jawa yang mahir dalam membuat cemilan berbahan dasar aci. Selain dari aci, dirinya juga menyukai cemilan yang berbahan dasar tepung-tepungan.
Namanya Umma Syakina, anak kedua dari garis keturunan Sunda-Jawa ini memiliki tangan yang terampil dalam urusan masak-memasak. Awal mula Umma menyukai memasak cemilan aci adalah ketika dirinya merasa lapar tapi ingin membuat masakan yang simpel di tahun 2020 kemarin, yaitu ketika dunia sedang berjuang melawan Covid-19. Ia mendapatkan inspirasi memasak dari Instagram dan TikTok karena tip dan triknya sangat mudah untuk ditiru dan dimodifikasi. Umma juga menyukai memasak dari aci karena mengenyangkan dan mudah diolah. Dari rasa pun Umma menyukainya karena gurih, kenyal, garing, dan dapat divariasikan.
Masakan yang Umma buat ada cirambay, cipak, bakso aci, cilok, cimol, cimol bojot, tahu aci, cireng, cireng kuah seblak, cimin, aci telur, dan sujebi (makanan tepung dari Korea). Dari semua hasil masakan yang disebutkan, cirambay adalah masakan favoritnya. Semua masakan aci terhitung mudah untuk dimasak kecuali cimol. Menurutnya, cimol mudah meledak dan memiliki daya ledak seperti nuklir yang minyaknya terasa seperti zat asam membara ketika menyentuh kulit. Namun, memasak dari bahan aci sendiri terkadang membuat bingung karena kita tidak dapat diketahui kapan matangnya. Tidak lewat warna kecoklatan seperti masakan pada umumnya, tapi dengan cara diketok. Diketok untuk memastikannya sudah matang atau belum.
Dari rasa dan segi rupa, Umma terlihat memiliki bakat dalam memasak, tapi belum ada niatan memulai bisnis. Walau tawaran dan ajakan sana-sini sudah mendorongnya, ia masih nyaman hanya dengan memasak untuk diri sendiri dan orang sekitarnya. Umma sering kali iseng membuatnya di kala lapar dan terkadang membaginya kepada teman-temannya. Teman-temannya lah yang mengajaknya karena sudah melihat potensi dari diri Umma. Semoga Umma dapat memasak berbagai masakan lain yang mampu meredakan pikiran dan menghibur semua yang mencicipinya.
Reporter: Deta Sekar Tanandar
Editor: Adinda Balqis Yuswadi
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar

Komentar
Posting Komentar