Gym ala Anak Kampus
![]() |
Foto: Oktaviana Permatasari |
Kita sudah biasa menjumpai pusat kebugaran di mal-mal yang berorientasi pada biaya keanggotaan. Namun bagaimana jika sebuah pusat olahraga berada di kampus? Beberapa kampus di Indonesia telah menyediakan fasilitas gym atau fitness. Salah satu di antaranya adalah Universitas Bina Nusantara.
Tak hanya mahasiswa, bahkan dosen dan staf yang memiliki aktivitas padat pun terbiasa menggunakan pusat kebugaran ini demi menjaga fisik agar tetap fit. Beberapa di antaranya ialah Naufal Razzan dan Najmie, Mahasiswa IT Kampus Anggrek yang kini sudah menduduki semester keenam. Keduanya tak jarang memanfaatkan sarana olahraga yang berada di area Beehub—area yang biasa disebut sebagai “tempat santainya” mahasiswa Bina Nusantara—di sela-sela waktu perkuliahan mereka.
Jadwal ruang olahraga Universitas Bina Nusantara dibuka sejak pukul 05:00 WIB, atau sekitar waktu subuh, dan tutup pada pukul 22:00 WIB. Sementara untuk jangka waktu yang penggunanya pilih bisa berbeda-beda. Untuk akses masuk, fasilitas ini terbuka untuk umum dan tidak hanya diperuntukan untuk warga kampus saja.
Beberapa alat yang disediakan pada kampus mereka di antaranya treadmill dan barbel yang paling direkomendasikan bagi pemula, pulldown machine, abdominal bench, serta indoor cycling bike atau sepeda dalam ruangan.
Dari pengalaman keduanya, olahraga fitness membutuhkan beberapa prinsip. Yang paling mudah dilakukan adalah makan sebelum dan sesudahnya, dengan jarak waktu yang tidak berdekatan dengan olahraga tentunya.
“Makan dulu, gue nggak makan sekali kayak orang loyo keluar gym. Abis gym juga makan lagi!” ungkap Najmie.
Nah, prinsip selanjutnya tidak kalah penting, menurut Najmie adalah keinginan dari hati. “Pokoknya kalau nge-gym tuh, satu, niat! Kalau nggak ada niat, percuma, nggak bakal jadi tuh badan.”
“Kalau mau jadi dari pinggang ke atas, udah, utamain itu aja. Kalau yang mau dijadiin kaki, ya udah, leg day aja terus. Tapi tetap diimbangin, leg day-nya lebih banyak, atasnya dikit.”
Sementara Naufal menambahkan bahwa selain niat, yang terpenting adalah motivasi awal olahraga tersebut.
“Niat, dan ini, sih. Tujuan awalnya mau ngapain? Kalau gue dulu kan pas pandemi gabut nih, gue olahraga di rumah. Target naik berat badan 65 dan berhasil. Meskipun pas udah dapet, semangat mulai turun, dan itu wajar, kok.”
“Intinya, kalau ada tujuan awal pasti muncul niat. Kalau lu bosen, kan balik lagi ke tujuan awal lu,” jelas Naufal.
Mereka juga menyarankan untuk sebisa mungkin membuat progres. Jadi, yang awalnya mudah menjadi semakin sulit. Contohnya push up yang tadinya dua kali sehari, menjadi sepuluh sampai dua puluh kali sehari.
Terakhir, Naufal juga menegaskan yang terpenting untuk diingat demi keberhasilan dalam fitness adalah, “Jangan nyebat!”
“Ya! Gue bisa naik treadmill dengan 170 bpm, itu detak jantung tuh,” sambung Najmie. “Itu artinya kita jarang ke sana, kita ngerokok mulu! Jadi jantungnya berdegup lebih cepat!”
Nah, Sobat Katarasa, itulah pengalaman yang dibagikan beberapa teman gym kita! Ternyata, selain meningkatkan kebugaran tubuh, olahraga juga melatih kita untuk tetap tekun dan disiplin terhadap progres juga tujuan. Untuk kamu mahasiswa yang ingin mencoba gym gratis bisa banget, nih, mengunjungi pusat kebugaran di kampus-kampus yang salah satunya berada di Universitas Bina Nusantara.
Jadi, sudah siap memulai petualangan barumu dalam olahraga ini?
Reporter: Oktaviana Permatasari
Editor: Adinda Balqis Yuswadi
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Komentar
Posting Komentar