Mengenal Tren Bahasa Jaksel
Siapa sih yang tidak tahu tentang bahasa anak Jaksel atau bahasa Jakarta Selatan? Tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita mendengar istilah bahasa Jaksel. Seperti namanya, bahasa tersebut merupakan fenomena bahasa baru yang awal mulanya dari masyarakat kalangan atas, mayoritas yang tinggal di Jakarta Selatan. Mereka memiliki kebiasaan mengkombinasikan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kemudian mulai menyebar ke warga Jaksel pada umumnya hingga berlanjut sampai masa kini.
Fenomena bahasa ini bermula dari anggapan warga bahwa wilayah Jakarta Selatan adalah wilayah yang trendi dan sering menjadi pelopor tren di Jakarta baik dari cara berpakaian, makanan, sampai tentu saja, bahasa.
Popularitas bahasa ini berkembang sejak awal 2018, kemudian semakin menyebar pada era pandemi, yakni tahun 2020 via media sosial seperti Twitter, Instagram, serta Tiktok, tentunya.
Penggunaan bahasa Jaksel dapat dikenali dengan ciri khasnya yang memakai kosakata bahasa Inggris disela-sela bahasa Indonesia, seperti which is, literally, dan anyways yang berlebihan dan overused. Selain itu, kata ganti aku umumnya digantikan oleh i.
Bahasa Jaksel banyak disukai di kalangan anak muda karena adiktif, mudah diucapkan serta menarik dan terkesan gaul. Bahasa ini cocok untuk kalangan kaum FOMO, atau biasa disebut Fear of Missing Out. Istilah ini berarti rasa khawatir atau takut akan tertinggal oleh sesuatu karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.
Menggunakan bahasa Jaksel lantas tidak lolos dari efeknya, baik pada sisi negatif dan positif. Di sisi negatif, terdapat banyak generasi lama yang merasa terganggu dengan bahasa Jaksel sehingga sering mengejek para pengguna bahasa tersebut. Sementara di sisi positifnya, bahasa ini dapat menjadi benteng atau jembatan bagi anak-anak, terutama remaja untuk berteman dengan satu sama lain terlepas dari perbedaan latar belakang, suku, atau agama.
Pada masa kini, kian dengan semakin berkembangnya bahasa asal Jakarta Selatan tersebut tiap tahunnya, aksesibilitas lantas kian semakin mudah pula. Bagi orang-orang yang ingin memakai bahasa ini cukup dengan berselancar di media sosial saja. Maka, kelama-lamaan akan paham dan ikut terpengaruh.

Komentar
Posting Komentar