Mengisi Gap Year dengan Bekerja
Tahun cuti panjang atau istilah lainnya gap year, telah menjadi pilihan populer di kalangan remaja setelah menyelesaikan pendidikan menengah. Banyak yang memilih untuk mengisi waktu luang ini dengan berbagai kegiatan, seperti bepergian, berkontribusi dalam kegiatan sosial, atau meningkatkan keterampilan.
Begitu juga dengan Shoumi Safira, yang pada bulan Mei 2023 ini telah menduduki semester 2 pada jurusan Administrasi Publik, Universitas Wiraraja, Sumenep, Jawa Timur. Ia mengisi gap yearnya dengan bekerja, dan ternyata menjadi pilihan yang tepat serta membawa kesuksesan dalam perjalanannya.
Shoumi memulai gap year setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada bulan Juni 2021. Tanpa ingin menyia-nyiakan waktu yang berharga, ia mencari peluang untuk mendapatkan pengalaman kerja yang berharga. Shoumi berhasil mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah toko elektronik di daerah Sumenep sebagai admin toko dan bagian desain grafis. Selama bekerja di sana, ia juga bertanggung jawab atas administrasi dua cabang toko tersebut.
Di “Dunia Cell”, demikian toko elektronik tersebut dikenal, Shoumi melakukan berbagai tugas yang meliputi mengurus barang masuk dan keluar, penjualan, laba dan stok barang, serta melakukan audit.
Selain itu, ia juga ditugaskan sebagai desainer grafis untuk bagian promosi, termasuk mengurus acara Grand Opening salah satu cabang toko. Meskipun tanggung jawabnya cukup besar untuk seorang fresh graduate, Shoumi mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menikmati pekerjaannya.
“Jujur waktu kerja di toko pertama agak kaget karena tanggung jawabnya cukup gede buat gua yang baru banget lulus, sebenernya kerjaan administrasinya enjoy banget, cuma karena di situ gua plus desain grafis, jadinya agak lelah, sih. Apalagi desain itu cuma gua jadiin hobi dari dulu ketika dijadiin kerjaan dan di-push dgn dateline gak worth it juga,” jelas Shoumi.
Selama bekerja di Dunia Cell, Shoumi tidak hanya berhasil mengalokasikan gajinya untuk membantu orang tua, tetapi juga mampu menanggung biaya hidupnya sendiri. Hal ini menjadi prestasi yang membanggakan baginya dan membuktikan bahwa gap year dengan bekerja bisa menjadi pilihan yang bijak.
Setelah berakhirnya kontrak kerjanya di Dunia Cell, Shoumi melanjutkan gap year-nya dengan pekerjaan kedua di toko Chinese food bernama Fecafe. Ia bekerja sejak Oktober 2021 hingga Agustus 2022.
Di tempat ini, ia fokus sebagai admin toko, mengurus data penjualan, pembelian, dan stok barang. Meskipun perannya lebih terfokus, Shoumi merasa senang dan menikmati pekerjaannya di toko tersebut. Ia juga merasa diterima dengan baik oleh rekan kerjanya, sehingga suasana kerja menjadi lebih menyenangkan.
"Ketika mendapat gaji pertama lalu bisa mengalokasikan nya pada orang tua dan bisa menanggung biaya hidup sendiri selama bekerja,” tutup Shoumi dengan semangat.
Kisah sukses Shoumi dalam mengisi gap year dengan bekerja memberikan inspirasi bagi para remaja yang sedang mempertimbangkan pilihan yang sama. Ia membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan kemauan untuk belajar, gap year dapat menjadi waktu yang berharga untuk mengembangkan diri dan meraih kesuksesan dalam karir.
Semoga kisahnya dapat menginspirasi Sobat Katarasa untuk menjalani gap year mereka dengan semangat dan tekad yang tinggi juga, ya!
Reporter: Oktaviana Permatasari
Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Komentar
Posting Komentar