Bersihkan Data pada File Memori, Bantu Selamatkan Bumi

 

Foto: Adinda Balqis Yuswadi


Perkembangan teknologi telah memberikan banyak keuntungan ekonomi digital untuk kehidupan manusia di era modern beberapa tahun ini. Pengetahuan milik manusia mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus berkembang menuju peradaban yang lebih canggih dan mempermudah kehidupan manusia. Namun di balik semua dampak positif dari perkembangan tersebut, tidak banyak yang mengetahui dampak buruk dari jejak karbon digital. Manusia kurang awas terhadap dampak buruk bagi lingkungan tempat tinggal mereka. Perubahan iklim semakin terasa tiap tahunnya dan mulai mempengaruhi alam serta kehidupan manusia, salah satu yang paling terasa adalah pemanasan global yang berdampak pada suhu bumi.

Teknologi informasi dan komunikasi telah menguasai sekitar 10% dari pembangkit listrik dunia, bahkan era zettabyte akan menggunakan sekitar 50% lebih banyak energi dari pada penjerbangan global. Peningkatan jumlah permintaan energi teknologi informasi dan komunikasi harus terus dimoderasi dengan peningkatan efisiensi. Namun, laju efisiensi teknologi mulai melambat, khususnya setelah kemunculan broadband nirkabel pada ponsel cerdas. 

Semua lalu lintas digital membutuhkan infrastruktur terdistribusi yang sangat besar dan secara eksklusif mengkonsumsi listrik. Aspek utama yang mendorong pertumbuhan permintaan listrik di masa depan sebagian besar karena teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat keras yang akan ada dimana-mana mulai dari jaringan nirkabel hingga pusat data raksasa. Pusat data adalah fitur infrastruktur Internet dan Cloud terbesar dan paling mudah diidentifikasi, namun itu hanyalah satu bagian dari keseluruhan teknologi informasi dan komunikasi. 

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tak bisa diselaraskan dengan pertumbuhan ekonomi hijau tanpa ada aksi menyeluruh yang konsisten dan signifikan. Meskipun pandemi covid-19 menurunkan tingkat ekonomi dan aktifitas manusia lainnya, hal tersebut tidak berpengaruh banyak pada efek rumah kaca di atmosfer. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pusat data penyimpanan berkas digital memakan banyak listrik, bahkan jika pusat data merupakan sebuah negara maka akan memiliki permintaan listrik terbesar kelima di dunia. Jaringan nirkabel sendiri menggunakan energi sebanyak 1 pon batu bara untuk mengangkut 1 GB. 

Pemerintah pada negara maju mulai melancarkan kebijakan mitigasi mulai dari hal kecil. Misalnya yang dilakukan oleh pemerintah Inggris dengan menghimbau para penduduk untuk mengurangi pengiriman email atau surat elektronik dalam rangka menghemat energi listrik. Para ahli mengatakan pengiriman surat elektronik secara global memakan 0,1% karbon. Tentu saja hal ini jauh lebih kecil dibanding penyumbang karbon lainnya, seperti penggunaan mobil. Namun, menurut lembaga penyedia energi terbarukan di London, OVO Energy, terdapat 64 juta pesan elektronik yang dikirim orang Inggris dan hal tersebut sama saja memproduksi karbon sebanyak 61.433 ton per tahun.  

Adapun hal sederhana yang bisa Sobat Ketik lakukan untuk membantu mengurangi pengeluaran karbon dalam lingkup teknologi informasi dan teknologi adalah dengan menghapus pesan-pesan tidak penting pada email serta mengurangi pengiriman pesan elektronik yang tidak penting. Tidak hanya pada email, hal ini juga berlaku pada semua media sosial. Baik tulisan, gambar, maupun video yang dikirimkan secara elektronik memerlukan energi yang besar untuk menyimpannya di dunia maya.

Tidak seperti mobil dan pabrik yang menampakkan asap sebagai penyumbang emisi karbon, ponsel pintar dan perangkat teknologi informasi lainnya tak mengepulkan asap apa pun. Padahal jejak karbon yang ditinggalkan juga tergolong besar dan terus meningkat.

Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Reporter: Adinda Balqis Yuswadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Berpakaian di Event Cosplay

Keanggunan Tak Kasat Mata dalam Musik Klasik

Sibuk Farmasi tapi Sempat Mengajar Mengaji