Bukan Hanya Tentang Menggali, Yuk Lebih Mengenal Arkeologi

 

Foto: Open.Ai

Kesalahan persepsi mengenai suatu jurusan karena stigma yang telah melekat memang sering terjadi di kalangan masyarakat. Misalnya ilmu arkeologi yang sering dianggap orang pekerjaannya hanyalah menggali tanah untuk menemukan penggilanan sejarah. Salah satu mahasiswa Jurusan Arkeologi, Tarisha Naura, pun pernah berpikiran seperti itu sebelum masuk ke jurusan ini. 


“Orang-orang pasti ngiranya kayak, ‘ah, ini arkeologi pasti belajarnya tentang candi-candi atau nyari-nyari barang tinggalan ngegali-gali tanah’. Ternyata pas tau lebih jauh lagi arkeologi itu enggak monoton gitu-gitu aja, enggak kayak cuma belajar tentang masa lalu. Tapi kita belajar gimana suatu peristiwa masa lalu itu bisa terjadi dan kira-kira relevan ga, ya, kalo itu diterapin di masa sekarang,” tutur Tarisha.


Tarisha juga sempat membagikan beberapa pengalaman mata kuliah lainnya. Ada mata kuliah Arkeologi Sosial yang mempelajari teori feminis hingga marxis dalam dunia arkeologi, dirinya juga mendalami tentang perindustrian, maritim, dan yang paling penting adalah cagar budaya. Mereka berfokus kepada cara melestarikan warisan budaya dari nenek moyang.  


Tarisha sendiri mengakui bahwa dirinya menyukai mata kuliah Arkeologi Islam karena memang sesuai dengan agama yang dipercayainya. Melalui mata kuliah ini menambah wawasannya tentang sejarah Islam di Indonesia khususnya dalam pandangan arkeologis, mulai dari mempelajari bangunan-bangunan Islam, budaya, dan masih banyak lainnya.


Kegiatan belajar di Jurusan Arkeologi juga terkena dampak dari pandemi covid-19. Seharusnya kegiatan belajar yang terfokus pada praktik lapangan karena membutuhkan data nyata bukan sekadar teori umum semata. Setelah pandemi resmi berakhir, perlahan-lahan para mahasiswa mulai melakukan praktik walaupun masih di sekitar kampus atau Jabodetabek.


“Ini sebenernya seru banget kalau arkeologi banyak prakteknya. Mangkanya di semester 4 sekarang ini kebetulan lagi ada matkul praktikum arkeologi lapangan namanya, seru banget karena bisa ngerasain rasanya terjun langsung ke lapangan, ngegali, meneliti temuan itu walaupun cuma ngegali daerah fakultas. Dosen-dosennya juga most of all sangat friendly, jadi berkesan banget tiap kuliah.”


Tarisha berpendapat bahwa jurusan ini cocok direkomendasikan untuk orang yang suka atau tertarik dengan budaya nenek moyang. Karakteristiknya untuk orang yang punya rasa ingin tahu tinggi tentang peninggalan budaya karena tidak terlalu banyak pembelajaran hitung-hitungan. 


Di akhir wawancara Tarisha juga membagikan harapan dirinya setelah perjuangan sejauh ini, “Harapannya enggak beda jauh, lah, ya, sama temen-temen yang lain. Pengen lulus punya pengalaman sama pengetahuan yang cukup banyak karena yang tadi aku bilang kalo arkeolog harus banyak ngelakuin praktek. Jadi harus punya pengalaman yang cukup kalo mau dapat prospek kerja yg bagus. Dari aku sendiri, aku pengen banget kerja di semacam balai pelestarian cagar budaya daerah, supaya bisa ikut serta menjaga warisan warisan budaya Indonesia biar enggak dicuri lagi sama negara lain.”


Reporter: Adinda Balqis Yuswadi
Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Berpakaian di Event Cosplay

Keanggunan Tak Kasat Mata dalam Musik Klasik

Sibuk Farmasi tapi Sempat Mengajar Mengaji