Dari Pelukis Untuk Pelukis
Akan tetapi, terlepas dari banyaknya aneka karya maupun bentuk ekspresi diri, tidak sedikit pemula yang ingin mendapatkan tips dan trik atau ilmu untuk bisa membuat lukisan, terutama lukisan tradisional yang dapat dinikmati banyak kalangan seperti para seniman profesional pada umumnya.
Hal ini terjadi karena lukisan tradisional adalah salah satu karya yang paling sederhana sekaligus rumit. Bahan, teknik, alat serta waktu yang dibutuhkan cukup banyak, tapi jika sudah punya, maka menjalankan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melukis akan menjadi mudah.
Langkah-langkah Melukis
"Langkah paling dasar yang harus dilakukan sebelum ngelukis itu, punya ide dan niat. Udah, dua itu aja dulu. (Kalau) gak ada, gak bakal jadi." Kata Yasmin Shafira, mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ketika ditemui di Bandung via Gmeet.
Yasmin menuturkan, punya ide dan niat adalah dua hal yang paling krusial. Dengan memiliki keduanya, maka keseluruhan konsep untuk diaktualisasi akan lebih mudah.
Jika niat dan ide sudah ada, siapkan alat-alat seperti kanvas, oil medium, cat minyak, kuas, dan palet. Jangan lupa dengan peralatan untuk membersihkan kuas, yakni terpentin dan lap dapur.
"Oil medium itu pengencer cat karena cat minyak itu opaque, tebel, kalau disapu oleh kuas jadi agak berat. Dan kalau diencerkan, intensitas warnanya jadi bisa dikontrol." Yasmin menjelaskan.
Setelah alat disiapkan, mulailah dengan membuat sketsa pada kanvas menggunakan cat minyak. Kemudian, lakukan proses underpainting, dimana gelap-terang pada objek yang dilukis. Yasmin menguraikan bahwa melakukan proses underpainting akan memudahkan proses rendering, yakni proses memberi warna pada lukisan.
Langkah berikutnya adalah proses detailing, yaitu proses menambahkan bagian-bagian kecil seperti motif, highlight, atau tekstur. Setelahnya, beri varnish pada lukisan. Langkah ini bersifat opsional.
“Bahasa Indonesianya pernis, biasanya dilakukan biar warnanya gak luntur dan gak kusam." Jelas Yasmin.
Tips dan Trik Melukis
Yasmin sudah tenggelam di dunia seni sejak TK. Berawal dari menggambar memakai pensil dan krayon, perempuan kelahiran Juni 2003 tersebut diperkenalkan ke dunia melukis berkat ekstrakurikuler yang diikutinya. Awal inilah yang membawa Yasmin ke Institut Teknologi Bandung, Fakultas Seni Rupa dan Desain. Kini, ia sedang mengenyam semester empat.
“Tips dari dosen saya? Ada, beliau pernah bilang lebih baik isi background dulu biar lebih mulus. Beda dengan gambar objek yang ada di foreground karena pasti akan terhalang waktu ngelukis background,” jawab Yasmin ketika ditanya apa tips yang ia dapatkan selama berguru di fakultas seni ITB tersebut.
“Ada juga dosen lain yang bilang ke saya bahwa suksesnya lukisan bisa dilihat (dari) jauh. Jadi kalau lagi ngelukis, jangan lupa untuk mundur. Perspektif dan gelap-terangnya bakal lebih terlihat,”
Yasmin menambahkan, bahan kuas dan cat harus diperhatikan karena kualitasnya berbeda-beda setiap produk. Disarankan untuk memakai kuas sintetis karena bulu lebih halus dan kemungkinan rontok di kanvas akan lebih kecil. Selain itu, kualitas cat yang bagus adalah cat yang mampu mengeluarkan warna cerah dan tidak kusam.
Terlepas dari tips dan trik yang ada, tidak dapat diabaikan bahwa melukis cukup memakan banyak waktu. Agar lebih efisien, dibutuhkan disiplin dan kesadaran akan batas waktu yang diberikan.
Terakhir, Yasmin menyarankan para pemula untuk mulai dengan melukis objek yang disukai sambil menggunakan alat dan bahan simpel dan murah. Yang terpenting adalah kemampuan untuk mengenal media dan menemukan cara yang paling nyaman untuk mengungkapkan ekspresi diri.
Reporter: Mutiara Safina
Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Komentar
Posting Komentar