Kenali Kimono, Pakaian Tradisional Jepang


Foto: Najwah Manarfa


Ketika kita sedang membicarakan Jepang, ada beberapa hal yang akan terlintas di benak seperti musim, wisata, makanan, teknologi canggih, budaya disiplin yang kental, serta pakaian tradisional, terutama kimono. Saat melihat figur-figur terkenal di Jepang atau turis yang mengunjungi Jepang, kita akan melihat foto mereka mengenakan kimono.


Apa itu kimono? Kimono adalah pakaian tradisional asal Jepang. Kata kimono sendiri berasal dari kata 着物 dimana artinya memakai dan berarti barang. Jadi, dapat diartikan bahwa kimono dibuat sebagai bahan pakaian. Dalam kata lain, kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Pakaian tersebut sudah dibuat sejak zaman Heian, sekitar tahun 794 Masehi sampai 1185 Masehi.


Pakaian tradisional ini biasa dipakai oleh warga lokal untuk menghadiri festival dan acara formal atau acara-acara adat. Salah satu contoh populernya ialah Coming of Age Ceremony atau upacara bagi mahasiswa Jepang untuk merayakan usia dewasa ketika mereka berusia dua puluh tahun. Di upacara tersebut, para mahasiswa akan mengenakan kimono.


Layaknya pakaian trendi pada umumnya, kimono dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pilihan kimono perempuan lebih bervariasi secara pola dan warna. Warna yang dipakai cenderung lebih cerah seperti warna merah muda, ungu, dan bermotif bunga. Untuk kimono pria, warnanya lebih gelap didominasi oleh hitam, coklat, biru tua, dan abu-abu. Biasanya tidak memiliki motif.


Kimono terbuat dari kain berbahan sutra, katun dan wol, atau serat buatan yang dibuat dengan cara ditenun. Hal ini yang membedakan kimono dengan yukata. Yukata merupakan pakaian Jepang yang mirip dengan kimono, namun yukata berbahan katun dan tipis sehingga lebih cocok dipakai pada musim panas, biasa dipakai untuk summer festival. Sementara kimono dikenakan di acara formal, terutama di musim yang lebih dingin.


Memakai kimono memiliki langkah-langkahnya sendiri. Untuk dapat memakainya, harus mengenakan baju bagian dalam yang tepat. Setelah itu, mulai pakai kain kimono dengan menaruh lipatan baik di kanan atau kiri. Setelah kain kimono sudah terpasang di badan, kemudian dibalut belt obi, yakni ikat pinggang tebal khusus kimono yang terbuat dari kain. 


Pada masa kini, kimono dapat ditemukan di area wisata yang memperbolehkan turis untuk mencoba dan memotret diri mereka selagi memakainya. Hal ini membantu melestarikan budaya pakaian tradisional kimono yang rentan pudar dimakan waktu.



Reporter: Mutiara Safina

Editor: Adinda Balqis Yuswadi

Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memerangi Patriarki

Berbagai Kafe yang Menarik di Jatinangor

Mengenang Kembali Kopi Dalgona, Minuman Viral dari Era Pandemi