Kuliah di Jurusan Kriminologi, Bagaimana Rasanya?
Jurusan Kriminologi adalah salah satu jurusan terlangka di Indonesia yang hanya tersedia di tiga Perguruan Tinggi, yakni Universitas Budi Luhur, Universitas Islam Riau, dan Universitas Indonesia.
Ketidakfamiliaritas ini membuat banyak calon mahasiswa baru menjadi ragu untuk mendaftarkan diri di jurusan tersebut. Selain sedikit, mereka juga penasaran seperti apa seluk-beluk dan rasanya berkuliah di sana.
Untuk itu, artikel ini akan membahas lebih dalam tentang Jurusan Kriminologi bersama Alika Fildzah, mahasiswi Kriminologi UI yang sedang mengenyam semester empat.
Belajar tentang kejahatan dari sudut pandang sosiologi
Jika di Jurusan Ilmu Hukum mempelajari kejahatan dari sisi pelanggaran hukum, Jurusan Kriminologi lebih fokus mengkaji faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kejahatan tersebut.
“Mungkin kalau versi singkatnya, ada yang namanya empat dimensi kriminologi, isinya ada kejahatan itu sendiri, pelaku, korban, dan reaksi sosial masyarakat terhadap kejahatan,” tutur Alika.
Alika juga menjelaskan bahwa sebagian besar tugas di jurusan tersebut berpusat pada analisis contoh kasus kejahatan yang bisa dikaitkan dengan teori-teori kriminologi. Selain itu, mahasiswa juga fokus pada studi tentang penologi, perempuan dan keadilan, serta pelanggaran HAM.
Prospek karir yang luas
Prospek karir di Jurusan Kriminologi cukup luas, mencakup analis, akademisi, jurnalis, dan fraud investigator. Untuk lembaga-lembaga pemerintahan, jurusan ini berguna untuk berbagai macam lembaga seperti BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), BNN (Badan Narkotika Nasional), KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), dan Kepolisian.
Berguna di kehidupan sehari-hari
Selama mengenyam di semester empat, Alika mengaku berkuliah di jurusan ini membuatnya melihat kejahatan dalam perspektif yang berbeda, terutama pada isu-isu sosial yang sensitif. Perspektif tersebut telah mengubah hidupnya secara drastis.
Salah satu contohnya adalah kasus yang sedang panas kebelakangan ini, yakni kasus penyebaran konten privat perempuan tanpa persetujuan atau kasus revenge porn.
Alika menuturkan, "Kalau diliat dari reaksinya, masyarakat cenderung fokus ke si perempuan dan kasih stigma negatif ke perempuan itu. Di kriminologi, aku belajar kalau (di) kasus-kasus kayak gini, pada dasarnya perempuan juga korban dan tidak sepantasnya dihadapkan stigmatisasi dan reaksi negatif dari masyarakat."
Meskipun begitu, Jurusan Kriminologi tetap cukup menantang bagi Alika. Emosi dan mentalnya terkuras habis karena harus mendengar, melihat dan menganalisis contoh-contoh kasus keji secara detail setiap harinya.
Berkuliah di jurusan langka ini juga membuat Alika mau tidak mau harus membaca bahan materi berbahasa Inggris dari zaman dahulu karena belum ada banyak materi kuliah yang tersedia dalam bahasa Tanah Air.
Terlepas banyaknya tantangan yang harus dijalankan, Jurusan Kriminologi tetap menjadi salah satu jurusan yang harus dinantikan di masa depan karena tinggi potensi dan berprospek luas.
Reporter: Mutiara Safina
Editor: Adinda Balqis
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Komentar
Posting Komentar