Mengapa Dangdut Bisa Populer di Indonesia?
Digemari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, dangdut merupakan genre musik modern yang mengandung unsur India Utara, Melayu, dan Arab. Genre ini berasal dari orkes Melayu di Indonesia, lalu India Utara ikut serta mengembangkan dangdut sehingga amat pesat dan mulai dikenali khalayak. Dangdut memiliki khas tertentu, yakni suara kendang dan cengkok yang tidak dapat ditemukan di genre musik lain.
Namun pertanyaannya, sejak kapan dangdut mulai populer? Kok bisa populer di Indonesia? Bersama siswa Sekolah Menengah Musik Yogyakarta angkatan 2019 dan 2022 Rindu Sangmesih Wijayanti dan Hati Bening Asy-syahiidah, mari kupas lebih dalam tentang dangdut!
Warna baru di 60-an
Virus dangdut mulai menjangkit Indonesia sekitar tahun 1960 dipelopori oleh Rhoma Irama, penyanyi, pencipta lagu, dan gitaris dangdut Indonesia. Kini, Rhoma Irama dikenal khalayak sebagai musisi legendaris kebanggaan merah putih.
“Zaman itu masih didominasi musik jazz atau keroncong, ada musisi kayak Jack Lesmana dan seniman Betawi Benyamin Sueb, jadi (ketika) beliau muncul, jelas ngasih pengalaman yang ga pernah dialami sebelumnya.” Kata Rindu.
Rindu menjelaskan, Rhoma Irama memberi warna baru bagi masyarakat Indonesia dengan menyuguhkan genre musik dangdut, yang masih asing pada kala itu. Sebelumnya belum ada lagu yang menggunakan suara kendang sehingga memberikan kesan modern. Karenanya, musik dangdut menjadi membekas bagi masyarakat pada zaman tersebut.
Julukan musik rakyat
Karena popularitas yang semakin menanjak, dangdut mulai dianggap sebagai ‘musik rakyat’ yang berarti mudah dijumpai, dikonsumsi, dan dinikmati oleh berbagai kalangan.
“Musiknya nyaman didengar, gampang masuk di telinga dan ga terlalu eksperimental. Biaya nonton konser dangdut juga ga begitu mahal, jadi akses ke dangdut itu gampang.” Ujar Bening.
Selain itu, dangdut menjadi mudah dikenali karena nama yang tidak sulit dilafalkan, yakni dangdut.
“Asalnya dari ‘dang’ dan ‘dut’. Itu bunyi gendang yang jadi nama genre ini.” Jelas Bening.
Terus berkembang seiring zaman
Genre musik dangdut tetap berdiri kokoh dan tetap populer di berbagai kalangan masyarakat Indonesia karena terus berevolusi di tengah-tengah gempuran genre musik trendi lainnya.
“Dari dangdut asli kayak punyanya Rhoma Irama, berkembang jadi dangdut koplo Pantura, berlanjut (ke) congdut karya Didi Kempot, terus berlanjut sampai sekarang ada Happy Asmara atau Via Vallen,” Rindu menuturkan evolusi dangdut.
"Congdut itu kombinasi genre musik keroncong dan dangdut. Didi Kempot (adalah) orang pertama yang menciptakan kombinasi itu." Rindu menambahkan.
Evolusi tersebut menjadi bukti bahwa dangdut tidak pernah ketinggalan dari teknologi dan teknik rekaman yang semakin modern. Selain itu, genre musik ini terus mengikuti selera pasar masyarakat Indonesia.
Sampai saat ini, dangdut masih dicintai khalayak. Hal ini terbukti dari adanya D'Academy atau Dangdut Academy, ajang pencarian bakat musik dangdut pertama dan terbesar di Indonesia. Acara tersebut sudah berlangsung selama lima musim, dari tahun 2014 sampai sekarang.
Karena ciri khasnya, popularitas dangdut tidak akan pernah pudar dimakan waktu dalam waktu dekat selagi masyarakat terus menikmati dan melestarikan genre musik tersebut.
Bagaimana, Sobat Katarasa? Sudah mengerti, belum? Sekarang mau mendengarkan musik dangdut yang mana, nih?
Reporter: Mutiara Safina
Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Komentar
Posting Komentar