Mesin Tik: Revolusi Pengetikan dan Komunikasi

 Foto: Adinda Balqis Yuswadi

Mesin tik adalah mesin mekanis untuk mengetik karakter. Biasanya, mesin tik memiliki susunan kunci, dan masing-masing mencetak karakter tunggal yang berbeda di atas kertas dengan memukul pita bertinta secara selektif pada kertas. Pada akhir abad ke-19, istilah mesin tik juga diterapkan pada orang yang menggunakan alat semacam itu.


Di Indonesia sendiri mesin ketik cukup populer pada eranya. Salah satu alumni mahasiswa Jurusan Hukum, Yudi, pernah merasakan pengalaman menggunakan mesin tik. Dirinya menggunakan mesin tik untuk mengerjakan tugas selama masa kuliah hingga pengerjaan skripsi. Bahkan dirinya juga pernah merasakan penggunaan mesin tik untuk pekerjaan, sebelum akhirnya beralih ke penggunaan komputer.


“Dulu sekitar tahun 1865 sampai 1991, pokoknya pas masa kuliah. Paling inget waktu itu sering pakai pas skripsian. Ketiknya juga harus pelan-pelan, salah sedikit bisa mulai dari awal kertas lagi. Biasanya, sih, tulis di kertas dulu sebelum ketik ulang, biar salahnya enggak banyak dan fatal,” ungkapnya. 


Penggunaan mesin tik memiliki tantangan tersendiri. Mesin tik memerlukan keterampilan khusus dan latihan untuk menguasainya. Mesin tik memang memiliki pencetak karakter tunggal dan belum memiliki fitur menghapus karakter. Sehingga apabila terjadi kesalahan harus dihapus dengan manual ataupun mengulang dari bagian awal kertas tersebut. 


Yudi mengaku bahwa kebiasaan ini terkadang masih terbawa hingga sekarang. Ketika menggunakan laptop, dirinya masih mengetik karakter satu per satu seperti menekan mesin tik. 


“Sekarang kemampuan mengetik sudah kalah dengan anak saya. Dirinya sudah jago dengan laptop. Terkadang saya minta bantuannya karena fitur pengaturan di laptop ini lebih banyak dan rumit.”


Seiring perkembangan teknologi, mesin tik memang sudah mulai tergantikan oleh beragam perangkat lunak pengolah kata baik itu laptop, komputer, atau bahkan handphone. Namun, mesin tik sendiri masih membangkitkan perasaan teknologi dan memiliki kesan aesthetic klasik bagi sebagian orang. Kalau Sobat Katarasa sendiri apa sudah pernah menggunakan mesin ketik seperti ini?


Reporter: Adinda Balqis Yuswadi
Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Berpakaian di Event Cosplay

Keanggunan Tak Kasat Mata dalam Musik Klasik

Sibuk Farmasi tapi Sempat Mengajar Mengaji