Narsisme dan Rentetan Fenomenanya di Media Sosial
Narsisme adalah suatu kondisi psikologis di mana individu memiliki perasaan berlebihan akan kepentingan diri sendiri, keinginan untuk dipuji dan diakui, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Fenomena sikap narsistik merujuk pada peningkatan sikap atau perilaku yang berkaitan dengan narsisme dalam masyarakat. Berikut adalah ciri-ciri umum yang sering ditemui pada orang dengan sikap narsistik:
Obsesi dengan Citra dan Penampilan
Fenomena ini terlihat dalam upaya individu untuk selalu tampil sempurna dan memperoleh pengakuan dari orang lain berdasarkan penampilan mereka.
Kekuasaan dan Dominasi
Beberapa individu dengan sikap narsistik cenderung memiliki dorongan kuat untuk menguasai dan mendominasi orang lain.
Kekurangan Empati
Individu dengan sikap narsistik seringkali cenderung memprioritaskan kebutuhan dan kepentingan pribadi mereka sendiri tanpa memperhatikan atau memahami perasaan orang lain.
Pencarian Pengakuan dan Pujian
Orang dengan sikap narsistik cenderung mencari pengakuan dan pujian dari orang lain secara berlebihan demi pengakuan eksternal untuk mempertahankan harga diri mereka.
Contoh dari sikap narsistik di dunia hiburan adalah beberapa selebriti dan publik figur yang menunjukkan perilaku yang egois dan memperlihatkan kesombongan yang berlebihan. Namun, penting untuk diingat bahwa sikap narsistik ada dalam berbagai tingkatan dan setiap individu dapat memiliki karakteristik yang berbeda.
Salah satu dari beberapa contohnya adalah yang belakangan ini sedang hangat diperbincangkan adalah kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo, seorang anak pejabat eselon II Ditjen Pajak yang sempat menjadi perhatian publik.
Tidak hanya melakukan penganiayaan, Mario sering memamerkan barang mewah di akun media sosial seperti mobil Jeep Rubicon, motor Harley Davidson dan motor Triumph.
Dosen Kajian Media Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Radius Setiyawan menyebut seseorang yang suka pamer kemewahan di media sosial berhubungan dengan gangguan kepribadian narsistik.
Yang paling membahayakan adalah ketika kepribadian ini merasa terancam, ia akan melakukan intimidasi, bahkan kekerasan fisik pada lawannya. Lantaran menurutnya, harga dirinya hanya dapat dinaikkan melalui materi ataupun kekuatan yang ia punya.
Kasus penyiksaan kucing pun sempat menghebohkan dunia maya bulan lalu. Dilansir dari Whats On Weibo, sosok pria di balik video viral penyiksaan kucing diblender bulan April lalu adalah Xu Zhihui. Dia adalah seorang blogger dari Anhui yang populer di platform media sosial Cina seperti Weibo dan Bilibili.
Pelaku mendapatkan banyak cacian dan kritikan keras dari banyak orang, terutama di negaranya sendiri. Dia diduga membuat konten-konten sadis di internet dengan maksud mencari popularitas hingga uang.
Ini adalah salah satu resiko terburuk dan paling berbahaya dari sikap ingin diakui dunia. Orang berkepribadian narsistik bisa saja melakukan hal fatal hanya demi menaikkan popularitasnya.
Hubungan asmara yang sempat menjadi sorotan publik, Kekeyi dan Rio Ramadhan, kandas pada akhir tahun 2019 lalu. Keduanya sempat melakukan siaran langsung Instagram yang menegaskan berakhirnya hubungan mereka.
Saat itu warganet telah banyak berasumsi mengenai hubungan mereka sebagai settingan. Namun, siaran Instagram kedua akun mereka saat itu tidak dalam bentuk klarifikasi atau semacamnya, tetapi lebih berupa perdebatan antarpasangan yang normalnya hanya dilakukan dalam video call, bedanya mereka tampilkan ke publik.
Yang menjadi fokus utama bukanlah sensasi benar atau tidaknya hubungan settingan mereka, tetapi dengan memamerkan masalah pribadi ke muka publik sangatlah tidak etis. Dengan alasan apa pun, tidak ada akibat baik setelah melakukannya. Justru, menambah asumsi publik mengenai diri orang tersebut sebagai sosok pencari perhatian dan narsis.
Nah, itu dia ciri-ciri dan beberapa contoh kasusnya dalam media sosial yang sempat kita dengar. Tak hanya kasus-kasus di atas, perilaku narsisme juga dapat Sobat Katasara identifikasi dalam pergaulan sosialmu!
Dengan mengetahui perilakunya, kamu juga dapat mengenali jika sifat ini ada dalam diri Sobat Katarasa sendiri. Iya iya pun, tidak ada salahnya untuk mengakuinya! Justru dengan menyadarinya, kita bisa lebih cepat mengatasi dan menguranginya di kemudian hari.
Reporter: Oktaviana Permatasari
Editor: Putri Nurhaliza
Admin Blogspot: Deta Sekar Tanandar
Komentar
Posting Komentar