Radio: YouTube Tahun 90-an

 

Foto: Tamti Widowati

 Dahulu tahun 60-an, radio hanya dimiliki orang-orang kaya saja. Kalaupun dipegang oleh rakyat biasa, maka satu radio dapat didengarkan oleh satu kampung secara beramai-ramai. Namun, di tahun 90-an, radio sudah bisa diakses kalangan manapun dengan harga yang sudah cukup terjangkau. Radio adalah platform penyampaian berita terupdate jaman dahulu, namun selain dari berita radio juga menjadi tempat favorit masyarakat untuk menenangkan telinga mereka dengan alunan musik pada gelombang radio.

“Lagu apa nih yang lagi nge-trend?” Adalah salah satu pertanyaan favorit bagi para kawula muda pendengar musik. Musik sendiri adalah cara untuk memahami perasaan dan emosi secara tidak langsung bila tidak dapat diungkapkan. Nah, kita ada pendengar setia salah satu saluran radio 90-an nih, Sobat! Tamti Widowati, seorang wanita karir dua anak yang memiliki pengalaman lekat dengan radio di masa SMA-kuliah-kerjanya. 

“Kalau gelombang berapa sih, lupa ya…Tapi kalau nama channel-nya masih inget. Sonora, SK.fm, Bahana, Prambors, Hardrock.fm, Female radio.” 

“Kalau Sonora tuh lagunya enak, review lirik bait per bait jadi kita dengerin lagu sambil nyatet artinya, bisa sekaligus belajar bahasa Inggris dari situ. Kalau SK.fm itu radio yang isinya pelawak ya, ada yang namanya Bagito isinya Miing, Unang, sama siapa lagi tuh satu lagi lupa.” Bu Tamti dengan antusias menjelaskan saluran radio favoritnya. 

“Bahana, Prambors, Hardrock itu lagunya juga enak-enak. Nah, di Hardrock tuh dulu ada Indi Baren sama Farhan yang isinya obrolan-obrolan santai gitu. Female radio juga enak lagunya.” 

“Macem-macem lagunya. Westlife, Boyzone, Bonjovi, Backstreet Boy, dan banyak lagi. Ya dengerin radio tuh sama aja kayak dengerin YouTube jaman sekarang. Pengganti YouTube lah di tahun 80-90an masa-masa SMA-kuliah-kerja lah ya.” 

Ia menyamakan YouTube dengan beberapa saluran radio pada jamannya. Karena itulah teknologi. Pada dasarnya tujuannya sama namun dengan beda fitur dan akses yang telah dimodifikasi tergantung perubahan yang dibutuhkan. Teknologi itu dinamis, mudah berubah menyesuaikan lingkungan yang ada disekitarnya. Semakin maju peradaban yang ada maka semakin maju pula teknologinya. Teknologi pun mempengaruhi informasi. Kita menyalurkan informasi melalui berita. Lalu bagaimana dengan berita di radio? 

“Berita lewat radio? Gak terlalu sih. Paling lewat-lewat doang sekilas. Lebih ke entertainment sih radio mah. Kalau berita politik lewat juga sesekali tapi gak sering. Kalau mau berita lebih ke ke televisi ya, kan ada TVRI tuh dulu jadi favorit.” Jadi kalau berita di tahun 80-90an ternyata lebih banyak diminati di saluran televisi dibandingkan di radio ya Sobat! 

Nah, sekian informasi dari narasumber kami ya Sobat Katarasa! Terima kasih telah membaca hingga akhir artikel. Sampai jumpa di tema berikutnya. 


Reporter: Deta Sekar Tanandar

Editor: Adinda Balqis Yuswadi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Berpakaian di Event Cosplay

Keanggunan Tak Kasat Mata dalam Musik Klasik

Sibuk Farmasi tapi Sempat Mengajar Mengaji